Senin, 31 Oktober 2016

Puisi

KABAR SECANGKIR KOPI PAGI

Rifqan Achmad

Ada kopi panas di meja kita pagi tadi,

kau menyeduh bubuk hitam itu untukku,

dan menuangkan sesendok cerita tentang negeri yang kabarnya sedang berubah,

sementara disekeliling kita bayi-bayi masih saja menangis,

kecewa pada air susu ibunya yang tak lagi menetes,

sedang peluh si ibu tak pernah mengering,

mengalir dalam jumlah tak berbilang,

menuju muara harapan,

dia tahu, harapan itu..

Entahlah siapa bapaknya...

hanya ada saat ketidak pastian adalah kenyataan,

sebabnya, tak hendak dia menggantungkan masa depan pada hari ini,

meski hari ini kabarnya negeri tengah berubah...

seperti secangkir kopi yang pagi tadi ada di meja kita..,

esok.. mungkin hanya ada secangkir air mata,

mungkin juga sepoci tawa...

entahlah...

mari tetap mengayuh hidup pada sungai harapan,

bersama bayi-bayi yang masih menangis,

masih meratap selepas pesta semalam...

Ini negeri benar-benar...

0 komentar:

Posting Komentar