Dalam upaya mengembangkan PMII Komisariat Country
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Maka sebagai seorang ‘Abdi Dalem’ di PMII, kami berupaya
menawarkan konsep baru yaitu “Tri Dharma Kaderisasi” diantaranya
bidang Pendidikan (pemberdayaan kader), Penelitian (riset), dan Pemberdayaan Masyarakat.
Memang dalam perumusan seperti Tri Dharma Perguruan Tinggi, akan
tetapi, hal ini lebih pada ranah mewujudkan citra diri PMII.
Pertama, dalam Bidang Pendidikan, PMII Country lebih mengatur pada Kurikulum Kaderisasi Formal, dan itu pun gejala sosial yang diambil
terkesan ketinggalan zaman. Terbukti dalam menjalan bentuk – bentuk pelatihan ataupun
kegiatan kaderisasi non formal, dipandang perlu adanya pengaturan yang mana
didasarkan dengan kerangka berpikir dan tipologi kader-kader PMII Country hari
ini. Realitas hari ini, saya memulai dari sisi internal Rayon di lingkungan
PMII Country Unitri yang mulai mengalami kejumudan sistemik. Banyak keluhan di
setiap anggota baru yang mulai mempertanyakan apa yang mereka dapatkan pasca
MAPABA, hal ini membuktikan bahwa mereka tidak menemukan apa yang sebenarnya
mereka cari di PMII. Sedangkan di tatanan kepengurusan rayon dan komisariat lebih
fokus pada realisasi program kerja saja, pasca itu tidak ada tidak lanjut (followup)
yang jelas. Di sinilah PMII Country Unitri harus peka terhadap jaman, mengatur bagaimana bentuk pelatihan dan materi
yang sesuai dengan perkembangan zaman, bukan terjebak pada materi apa
pelatihannya saja. Kalau pada apa materi pelatihannya justru akan mengkerdilkan
jangkauan kreatifitas kader PMII Country. Kaderisasi non formal lebih
membebaskan pada kebutuhan kader-kader PMII rayon saat ini. PMII hanya
kesulitan kreatifitas bentuk pelatihan yang baru dan mudah untuk diterima
hakikat pelatihan-pelatihan tersebut. Dari sini saya mulai tidak sepakat dengan
tawaran beberapa pengurus komisariat yang terjebak terhadap materi pelatihannya,
hal itu cukup di anjurkan saja. Tapi Bidang Kaderisasi Komisariat harus
merumuskan pola doktrinasi PMII, bentuk pelatihan-pelatihan dalam PMII Country,
dan strategi pengembangan Soft Skill dan High Skill kader PMII Country serta
memunculkan ciri khas PMIInya.
Kedua, Penelitian atau Riset yang
kurang di PMII Country, sehingga PMII tertinggal
ribuan langkah dari beberapa Komisariat yang
lain. saya mulai bertanya, berapa banyak buku tentang pemikiran kader PMII yang ada di Perpustakaan
PMII Country ?? atau memang tidak ada
perpustakaannya ?? Berapa banyak pula
hasil-hasil penelitian kader PMII
Country terhadap gejala sosial ?? atau hanya sebatas diskusi berat di warung
kopi ?? semua itu akan terjawab jika PMII
Country memiliki badan atau Lembaga Riset, memfungsikan BO (badan Otonom) di
Struktural Komisariat sesuai kebutuhan. Adanya lembaga
riset PMII di Komisariat Country, akan
menjadikan PMII Country memiliki data-data
valid dalam mengawal gerakan dan kaderisasinya. Baik skala lokal
maupun nasional. Melemahnya data dan
dokumen-dokumen bersejarah yang dimiliki komisariat
ataupun rayon di lingkungan PMII Country dipandang
perlu adanya lembaga riset atau penelitian di PMII Country.
Ketiga, Pemberdayaan Masyarakat, PMII
Country harus mampu menemukan hal baru.
Saat ini PMII Country sangat jarang terjun
langsung ke masyarakat, justru masyarakat menilai, Kader PMII hanya
sebatas mahasiswa biasa yang kemudian sekretariatnya ada di tengah-tengah
masyarakat. Dalam hal ini, apa bedanya hari ini PMII Country dengan mahasiswa
biasa yang hanya sekedar ngontrak rumah tanpa terjun langsung ke tengah-tengah
masyarakat. Pertanyaannya, apakah PMII
Country tidak bisa memberdayakan masyarakat ??
Jawabannya sangat bisa. Potensi kader PMII Country
dengan segala
bidang sangat mumpuni dalam memberdayakan masyarakat. missal kader PMII Country tidak hanya sekedar
peka dengan merebaknya kelompok Radikal di Masjid-masjid tetapi di perlukan
respon yang cepat. Di bidang Ekonomi, PMII Country membantu
masyarakat wujudkan ekonomi kerakyatan, dengan memperkuat Usaha Kecil Menengah
dan membantu branding produk lokal. Dalam pergolakan ekonomi kita kalah dengan
negara-negara maju karena organ gerakan mahasiswa tidak memiliki kecintaannya
terhadap produk lokal. Dari situ PMII Country sangat berperan sebagai motor penggerak cinta produk lokal untuk
mewujudkan ekonomi kerakyatan. Berangkat
dari beberapa permasalahan tersebut. PMII Country
mengusulkan bahwa Rayon dan
Komisariat dianjurkan memiliki binaan ekonomi.
Selain gunanya untuk
memperkuat ekonomi masyarakat menegah kebawah
dan kemandirian organisasi serta kemanfaatan organisasi PMII
Country di masyarakat. Terlepas ada
tawaran dari sahabat-sahabati terkait binaan itu
berbentuk apa, seperti apa, dan fokus di bidang apa. baik bidang hukum, ekonomi,
atau pun teknologi, yang terpenting PMII Country
melindungi masyarakat menengah ke bawah untuk dijadikan mainan Kapitalis. Jika di PMII Country ada 3
rayon, dan masing-masing rayon memiliki
sekretariat, maka akan ada nada 3 wilyah di lingkungan PMII Country yang terberdayakan, dan PMII Country akan sangat berperan penting di Masyarakat dan menjadi salah
satu penyebab Indonesia maju. Mungkin hal
ini sangat kecil dan sederhana kedengarannya. Akan tetapi saya sangat yakin,
sesuatu yang besar harus di mulai dari hal yang terkecil.
Tri Dharma
kaderisasi diatas sebagai bentuk peran kader PMII saat ini. Selain menyuarakan
aspirasi yang berangkat dari keresahan atas realita PMII Country
hari ini, Gagasan ini adalah hasil diskusi kelompok RI 100 Garuda dan Singa, yang
SIAP di percaturkan di Kongres PMII nantinya, kemudian saya mencoba menawarkan,
barangkali gagasan ini dibutuhkan oleh sahabat-sahabati PMII Country. Sekiranya
tidak di butuhkan, setidaknya gagasan ini bermanfaat bagi sendiri yang tak
lebih sebagi Abdi Dalem di PMII.
*Rifqan Achmad Zarnoeji
0 komentar:
Posting Komentar