Selasa, 01 November 2016

COUNTRY HARI INI & TAWARAN "TRI DHARMA KADERISASI"

Dalam upaya mengembangkan PMII Komisariat Country Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Maka sebagai seorang ‘Abdi Dalem’ di PMII, kami berupaya menawarkan konsep baru yaitu “Tri Dharma Kaderisasi” diantaranya bidang Pendidikan (pemberdayaan kader), Penelitian (riset), dan Pemberdayaan Masyarakat. Memang dalam perumusan seperti Tri Dharma Perguruan Tinggi, akan tetapi, hal ini lebih pada ranah mewujudkan citra diri PMII.

Pertama, dalam Bidang Pendidikan, PMII Country lebih mengatur pada Kurikulum Kaderisasi Formal, dan itu pun gejala sosial yang diambil terkesan ketinggalan zaman. Terbukti dalam menjalan bentuk – bentuk pelatihan ataupun kegiatan kaderisasi non formal, dipandang perlu adanya pengaturan yang mana didasarkan dengan kerangka berpikir dan tipologi kader-kader PMII Country hari ini. Realitas hari ini, saya memulai dari sisi internal Rayon di lingkungan PMII Country Unitri yang mulai mengalami kejumudan sistemik. Banyak keluhan di setiap anggota baru yang mulai mempertanyakan apa yang mereka dapatkan pasca MAPABA, hal ini membuktikan bahwa mereka tidak menemukan apa yang sebenarnya mereka cari di PMII. Sedangkan di tatanan kepengurusan rayon dan komisariat lebih fokus pada realisasi program kerja saja, pasca itu tidak ada tidak lanjut (followup) yang jelas. Di sinilah PMII Country Unitri harus peka terhadap jaman,  mengatur bagaimana bentuk pelatihan dan materi yang sesuai dengan perkembangan zaman, bukan terjebak pada materi apa pelatihannya saja. Kalau pada apa materi pelatihannya justru akan mengkerdilkan jangkauan kreatifitas kader PMII Country. Kaderisasi non formal lebih membebaskan pada kebutuhan kader-kader PMII rayon saat ini. PMII hanya kesulitan kreatifitas bentuk pelatihan yang baru dan mudah untuk diterima hakikat pelatihan-pelatihan tersebut. Dari sini saya mulai tidak sepakat dengan tawaran beberapa pengurus komisariat yang terjebak terhadap materi pelatihannya,  hal itu cukup di anjurkan saja. Tapi Bidang Kaderisasi Komisariat harus merumuskan pola doktrinasi PMII, bentuk pelatihan-pelatihan dalam PMII Country, dan strategi pengembangan Soft Skill dan High Skill kader PMII Country serta memunculkan ciri khas PMIInya.
Kedua, Penelitian atau Riset  yang kurang di PMII Country, sehingga PMII tertinggal ribuan langkah dari beberapa Komisariat yang lain. saya mulai bertanya, berapa banyak buku tentang pemikiran kader PMII yang ada di Perpustakaan PMII Country ?? atau memang tidak ada perpustakaannya ?? Berapa banyak pula hasil-hasil penelitian kader PMII Country terhadap gejala sosial ?? atau hanya sebatas diskusi berat di warung kopi ?? semua itu akan terjawab jika PMII Country memiliki badan atau Lembaga Riset, memfungsikan BO (badan Otonom) di Struktural Komisariat sesuai kebutuhan. Adanya lembaga riset PMII di Komisariat Country, akan menjadikan PMII Country memiliki data-data valid dalam mengawal gerakan dan kaderisasinya. Baik skala lokal maupun nasional. Melemahnya data dan dokumen-dokumen bersejarah yang dimiliki komisariat ataupun rayon di lingkungan PMII Country dipandang perlu adanya lembaga riset atau penelitian di PMII Country.


Ketiga, Pemberdayaan Masyarakat, PMII Country harus mampu menemukan hal baru. Saat ini PMII Country sangat jarang terjun langsung ke masyarakat, justru masyarakat menilai, Kader PMII hanya sebatas mahasiswa biasa yang kemudian sekretariatnya ada di tengah-tengah masyarakat. Dalam hal ini, apa bedanya hari ini PMII Country dengan mahasiswa biasa yang hanya sekedar ngontrak rumah tanpa terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat. Pertanyaannya, apakah PMII Country tidak bisa memberdayakan masyarakat ?? Jawabannya sangat bisa. Potensi kader PMII Country dengan segala bidang sangat mumpuni dalam memberdayakan masyarakat. missal kader PMII Country tidak hanya sekedar peka dengan merebaknya kelompok Radikal di Masjid-masjid tetapi di perlukan respon yang cepat. Di bidang Ekonomi, PMII Country membantu masyarakat wujudkan ekonomi kerakyatan, dengan memperkuat Usaha Kecil Menengah dan membantu branding produk lokal. Dalam pergolakan ekonomi kita kalah dengan negara-negara maju karena organ gerakan mahasiswa tidak memiliki kecintaannya terhadap produk lokal. Dari situ PMII Country sangat berperan sebagai motor penggerak cinta produk lokal untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan. Berangkat dari beberapa permasalahan tersebut. PMII Country mengusulkan bahwa Rayon dan Komisariat dianjurkan memiliki binaan ekonomi. Selain gunanya untuk memperkuat ekonomi masyarakat menegah kebawah dan kemandirian organisasi serta kemanfaatan organisasi PMII Country di masyarakat. Terlepas ada tawaran dari sahabat-sahabati terkait binaan itu berbentuk apa, seperti apa, dan fokus di bidang apa. baik bidang hukum, ekonomi, atau pun teknologi, yang terpenting PMII Country melindungi masyarakat menengah ke bawah untuk dijadikan mainan Kapitalis. Jika di PMII Country ada 3 rayon, dan masing-masing rayon memiliki sekretariat, maka akan ada nada 3 wilyah di lingkungan PMII Country yang terberdayakan, dan PMII Country akan sangat berperan penting di Masyarakat dan menjadi salah satu penyebab Indonesia maju. Mungkin hal ini sangat kecil dan sederhana kedengarannya. Akan tetapi saya sangat yakin, sesuatu yang besar harus di mulai dari hal yang terkecil.

Tri Dharma kaderisasi diatas sebagai bentuk peran kader PMII saat ini. Selain menyuarakan aspirasi yang berangkat dari keresahan atas realita PMII Country hari ini, Gagasan ini adalah hasil diskusi kelompok RI 100 Garuda dan Singa, yang SIAP di percaturkan di Kongres PMII nantinya, kemudian saya mencoba menawarkan, barangkali gagasan ini dibutuhkan oleh sahabat-sahabati PMII Country. Sekiranya tidak di butuhkan, setidaknya gagasan ini bermanfaat bagi sendiri yang tak lebih sebagi Abdi Dalem di PMII.

Waallahul Muwaffieq Ilaa Aqwamietthorieq

*Rifqan Achmad Zarnoeji

0 komentar:

Posting Komentar