Minggu, 11 Oktober 2015

BUKU SAKU MAPABA II REVOLUSI


*Buku saku ini disusun oleh Pengurus Rayon Biro Pengkaderan Revolusi masa khitmad 2015-2016. untuk membantu semangat belajar Anggota Baru pasca MAPABA II PMII Rayon Revolusi Komisariat Country Tribhuwana Tunggadewi Malang.

SAMBUTAN KETUA PR. REVOLUSI

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang saya hormati Pengurus Besar PMII
Sahabat Aminuddin Ma’ruf beserta jajarannya.
Yang saya hormati Pengurus Koordinator Cabang PMII Jawa Timur
Sahabat Junaidi beserta jajarannya.
Yang saya hormati Pengurus Cabang PMII Kota Malang
Sahabat Alif Khafi Nur Naqti beserta jajarannya.
Yang saya hormati Pengurus Komisariat PMII Country Unitri
Sahabat Muhlas Adi Putra beserta jajarannya.
Yang saya hormati sahabat-sahabati Pengurs Rayon Fisip Ad-Dakhil dan Rayon Gabungan Nusantara

Yang saya Banggakan Sahabat-sahabati Pengurus Rayon Ekonomi “Revolusi” yang tentunya sangat saya Cinta Sayangi.

Dan yang saya banggakan sahabat-sahabati Anggota Baru Rayon Revolusi beserta seluruh Sahabat-sahabati Kader PMII Se-Nusantara yang mungkin tidak bisa saya sebutkan satu persatu karena banyaknya Rayon-Rayon, Komisariat-Komisariat dan Cabang percabang serta Koordinator Cabang yang hari ini tetap berdiri tegak demi memperjuangkan Tanah Air Tercinta ini.

            Salam Silaturrahim untuk para Sahabat Pergerakan
            Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin,puji Syukur hanya milik Allah SWT, Kesempurnaan dan keindahan hanya milik-Nya. Begitu pula kita tak akan pernah bisa melawan iradah-Nya. Dengan ribuan kali kita berusaha menyempurnakan  ibadah  maka tidak akan pernahbisa melampaui sekian banyak nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Sekian kali kita melakukan kesalahan Allah senantiasa menghamparkan keluasan ampunan. Betapa kecil diri kita dihadapan-Nya, betapa akbarnya Allah azza waa jallah, subhanallah.
           
Sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Akhiruz zaman Muhammad SAW, Turut serta dalam setiap hembusan nafas dan langkah kita sehari-hari untuk senantiasa mengharap syafaatnya pada saat yaumil hisab nanti, kemuliaan hati dan tangis malam tatapan beliau selalu menjadi spirit perjuangan kita untuk menegakkan panji-panji islam. Jika engkau setiap malam meratapi ketakutan keadaan kami yang lemah dalam menjalankan risalah yang kau bawa, maka kami menagis tersedu-sedu karena rindu yang mendalam ingin berjumpa wahai Nabi Muhammad SAW. Amma Ba’du.

“Sekecil apapun peristiwa apalagi sejarah organisasi, itu harus di tulis.Siapa yang mampu menulis sejarahnya, dia dia tidak akan lekang dan sirna di makan zaman, sejarahnya akan terus menjadi warisan berharga bagi generasi berikutnya dan mewarnai kehidupan bangsa. Sejarah PMII adalah sejarah pergulatan tentang pemikiran keislaman, keindonesiaan dan kemasyarakatan sekaligus sejarah gerakan politik mahasiswa Indonesia”

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia {PMII} adalah organisasi kemahasiswaan yang kini berumur 55 Tahun. Umur yang menegaskan bahwa PMII lahir, tumbuh dan berkembang telah menjadi bagian dari sejarah bangsa yang tidak bisa di pisahkan,  dan sekaligus telah menjadi anak kandung republik. Didirikan oleh  13 orang pendiri dari latar belakang kampus dan cabang yangberbeda-beda dan saat ini telah memiliki  227cabang dan 25 Pengurus Koordinator Cabang se-Indonesia. Lahir dari rahim NU pada tanggal 17 April 1960, telah membuat organisasi ini melekat dengan tradisi ke NU-an dan kebangsaan, hingga pada tanggal 14 Juli 1972 tercetuslah Deklarasi Murnajati tepatnya Lawang-Malang yang menegaskan independensi PMII dan merupakan tonggak sejarah baru bagi pergerakan PMII. Perubahan yang cukup menonjol pasca deklarasi independensi adalah adanya perubahan paradigma dari sekedar konsolidasi ke NU-an ke fase pengembangan dan pendistribusian kader-kader profesional ke berbagai ruang strategis dengan pola pikir lebih terbuka. Rekruitmen kampus juga semakin beragam termasuk sumber daya manusianya.

Hal yang menonjol dalam ruang gerak PMII adalah adanya pergolakan pemikiran yang tak pernah selesai, yaitu pemikiran-pemirian alternatif baik itu berasal dari pengalaman pergerakan negara-negara lain maupun hasil mendalam kajian internal PMII, sehingga telah membuat PMII menjadi Teks yang terus hidup di perdebatkan bahkan tak jarang di anggap “anak Nakal”. Keberaniannya yang berusaha mendekontsruksi pemikiran tentang keagamaan telah menjadi rujukan banyak kelompok di indonesia dan mampu menyegarkan kembali pemikiran keagamaan yang ada. Sebelum reformasi bergulir, pergulatan kader-kader PMII banyak tersebar di ranah pemikiran alternatif melalui jejaring kelompok studi, akademisi, LSM, juga kelompok gerakan yang intens melakukan advokasi rakyat dan mengobarkan aksi-aksi perlawanan.Kini reformasi telah bergulir, tentu paradigmanyapun berubah, kini tantangan kita terbesar adalah menyiapkan sumber daya unggulan untuk menguasai the leading sector.

Salah satu yang membuat PMII tetap bertahan hingga kini adalah karena adanya seperangkat nilai dan gagasan yangtelah terbentuk dan terpatri sejak lama.PMII di bentuk dengan lndasan keislaman dan kebangsaan yang keduanya tidak bisa dipisahkan atau disebut dengan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja). Selain itu adalah Nilai Dasar Pergerakan (NDP) yang menekankan aspek ketuhanan (Hablumminallah), kemanusiaan (Hablummimannas) dan kelestarian alam semesta (hablumminal’alam), dan secara praksis di topang oleh paradigma pergerakan yang menekankan cara pandang kritis, konstruktif dan visioner. Dengan adanya landasan pembentuk PMII, lalu seperti apakah cita-cita ideal pergerakan?Cita-cita idelal pergerakan adalah mencetak kader-kader ulul albab dan terlibat dalam visi besar bangsa ini.

Selain nilai yang melandasi PMII, dapat dilihat juga citra diri PMII melalui ketiga format profil yang selama ini menjadi karakter dan wajah organisasi (Tri Logi PMII) Pertama (Tri Motto) Dzikir, Pikir dan Amal Shaleh. Kedua (Tri Khitmad) Taqwa, Intelektualitas dan Profesional dan Ketiga (Tri Komitmen) Kejujuran, Kebenaran dan keadilan. Jika kita melihat dari ketiga format profil PMII, maka akan terlihat bahwa ruang gerak dan pemikiran PMII tidak bisa dilepaskan dari aspek ilahiyyah (ketuhanan), dimana islam menjadi agama, inspirasi dan pandangan hidup yang kemudian menjadi landasan teologis pergerakan. Pengetahuan menjadi sumber gerak kedua PMII yang notabene basis utamanya adalah kampus.Antara agama, dan pengetahuan tentunya harus dibarengi dengan amal sholeh yang memegang teguh prinsip kejujuran, kebenaran dan keadilan. Kader PMII lahir dan berkembang mempunyai beban sejarah untuk menjadi kader paripurna (ulul Albab). sebagai penjaga dan pengamal agama, mencetak kader dan pemimpin yang selaras antara kata dan perbuatannya.

Diluar itu, PMII menata kembali format gerakannya dalam tiga hal ; pertama, format gerakan pengembangan kampus dan mahasiswa. Munculnya masalah-masalah yang muncul di kampus harus direspon dengan cepat, diantaranya ; massifnyanya hedonisme, tumbuh suburnya radikalisme agama, turunnya peningkatan prestasi akademik dan minimnya alternatif gagasan dan pemikiran. kedua, format gerakan keagamaan yang menjadi spirit dasar PMII. Masalah yang muncul ; maraknya radikalisme dan konflik kekerasan atas nama agama, ketiga, format gerakan kebangsaan, dengan munculnya ; hilangnya integritas, moralitas dan minimnya kapasitas para pemimpin bangsa, mencuatnya aksus-kasus korupsi, banyaknya konstitusi dan produk turunannya yang sangat liberal membuat bangsa ini tersandera dan tergadai secara sistem, lunturnya ideologi bangsa dan bahasa nasional serta  pembangunan yang belum merata dan terintegrasi dengan baik. Tentu ketiganya membutuhkan respon cepat dari PMII bersama gerakan mahasiswa lainnya.

Sebagai catatan penutup, bahwa PMII lahir dan berkembang bukan sebagai organisasi di persimpangan jalan, yang kebingungan dengan sikap kiri dan kanan. Tetapi PMII lahir dengan identitas yang jelas, sebagai jangkar perubahan sosial bagi masa depan bangsa. Perubahan adalah nyata dan akan terjadi pada setiap waktu. Oleh karena itu ditengah perubahan performa berbagai macam organisasi, dari mulai organiasi negara, sampai dunia usaha, maka PMII pun perlu berbenah diri dengan melakukan restrukturisasi, redefinisi nilai dan reaktualisasi strategi pengembangan PMII.Keberadaannya bersama organisasi kemahasiwaan lainnya sangat dibutuhkan bagi bangsa ini sebagai penguat idelogi bangsa di tengah gempuran berbagai idelogi asing, sekaligus pengoreksi negara.Keberadaanya memberikan manfaat bagi pemberdayaan masyarakat, dan jalan lurus bernegara. Mudah-mudahan buku ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi sahabat-sahabati Anggota Baru PMII Khususnya Rayon Revolusi untuk senantiasa membangun bangsa melalui garis juang yang kita miliki dan tentu yang tak kalah penting adalah menciptakan Islam Rahmatan lil ‘Alamin di Bumi Pertiwi ini.


Wallahul Muwaffieq Ila Aqwamieth Tharieq
Wassalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Malang, 29 September 2015



Rifqan Achmad Zarnoeji
Ketua PR. Revolusi

Tentang PergerakanMahasiswa Islam Indonesia (PMII)  Country Unitri Malang
Organisasi mahasiswa berinduk Nasional yang beranggotakan mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Organisasi ini berdiri pada tanggal 20 Oktober2004.PMII Country Unitri Malang berada pada lingkungan basis kaderisasi di bawah koordinasi Pengurus Cabang PMII Kota Malang. Hingga sekarang, PMII Country Unitri sudah mempunya itiga rayon di bawah koordinasinya antara lain PMII Rayon Revolusi (Fakultas Ekonomi), PMII Rayon Fisip Ad-Dakhil (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), dan PMII Rayon Nusantara (Fakultas Pertanian, Teknik dan Kesehatan). Landasan organisasi PMII adalah Pancasila, sesuai dengan BAB II, pasal 2 Anggaran Rumah Tangga (ART PMII).Selainitu PMII bersifat keagamaan, kemahasiswaan, kebangsaan, kemasyarakatan, independensidan profesional, dengan tujuan terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Sejarah PMII Country UNITRI
Makin kuat dan luas nya medangerakan mahasiswa diluar kampus, serta berbagai kegiatan fakultas yang diikutioleh mahasiswa-mahasiswi diluar kampus membuat sekelompok kecil mahasiswa membuat sebuah kelompok diskusi dan kajian bernama Lingkar Studi Transformatif (LST). Namun karena arus interaksi dan aktualisasi masih dianggap kecil dan belum mampu mengakomodasikan sebuah semangat pembebasan, maka dibutuhkan sebuah organisasi besar yang mempunyai ideologi, azas, sertatujuan besar yakni demi Islam dan Indonesia. Gerakan sekelompok kecil mahasiswa-mahasiswi yang terus melaju akhirnya menemukan wadah untuk mewujudkan tekad dan niat tulus dalam mengaplikasikan diri sebagai insan ululalbab yakni Pergerakkan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dengan harapan mampu menjembatani prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Di organisasi inilah keindonesiaan dan keislaman mampu di realiasasikan sebagai gerakan intelektual yang membumi lagi membasis kuat dan berpihak pada kaum tertindas. Para pendiri PMII Country Unitri mencita-citakan agar organisasi dapat terus membakar semangat kader-kadernya. Dan menuntut tanggung jawab masing-masing insan ulul albab untuk mengamalkan ilmu dan terus memupuk kekuatan, dalam rangka menjadi kan seluruh aktivis mahasiswa-mahasiswi sebagai pembawa perubahan besar bagi perjalanan bangsa Indonesia

Pendiri PMII Country Unitri
  1. Ronall JuniaWarsa (Arsitektur Landscape)
  2. Mulyadi Muhammad (TeknologiIndustriPertanian)
  3. Arlino (TeknologiIndustriPertanian)
  4. FeriKurniawati (AdministrasiNiaga)
  5. Syaiful Anwar (Teknik Kimia)
  6. Herman Susilo (Arsitektur Landscape)
  7. Ida (AdministrasiNiaga)
  8. TomiKurniawan (Teknik Kimia)
  9. Umam (Peternakan)

Daftar Ketua Komisariat PMII Country Unitri Malang
  • Syaiful Anwar (periode 2004 - 2005)
  • FathorRozi (periode 2005 – 2006)
  • Sugianto (periode 2007 – 2008)
  • AkhmadFauziDimyati (periode 2008 – 2009)
  • Misrawi (periode 2010 – 2011)
  • Ach. FaisolArifin (periode 2011 – 2012)
  • Ahmad Fairozi (periode 2012 – 2013)
  • Latif Fianto (periode 2013 – 2014)
  • Aang Mardiyanto (2014 – 2015)
  • Muhlas Adi Putra (2015 – sekarang)

Daftar Direktur Korps PMII Putri (Kopri) Country Unitri Malang
  • KartiFatnisahBrawijayanti (periode 2011 – 2012)
  • Subaida (periode 2012 – 2013)
  • Munawara (periode 2014 – 2015)
  • Tri AgusWulantari (periode 2015 – Sekarang)

Daftar Ketua Rayon Revolusi
  • Misqiyanto (periode 2008 – 2009)
  • Mahmudi (periode 2010 – 2011)
  • IrniYusnita (periode 2011 – 2012)
  • Safrawi (periode 2012 – 2013)
  • AangMardiyanto (periode 2013 – 2014)
  • SyamsulArifin (periode 2014 – 2015)
  • Rifqan AchmadZarnoeji (periode 2015- sekarang)




Historis (sejarah) PMII
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau yang disingkat dengan PMII adalah anak cucu organisasi Nahdlatul Ulama (NU) yang lahir dari rahim departemen perguruan tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). PMII lahir tidak semudah membalikkan telapak tangan, akan tetapi penuh dengan hambatan dan rintangan. Hasrat untuk mendirikan organisasi kemahasiswaan dalam tubuh NU sudah lama bergejolak, namun pihak NU belum merestui.
Argumentasi NU, belum menganggap perlunya organisasi tersendiri dalam mewadahi anak muda NU yang belajar di perguruan tinggi. Namun kemauan keras anak muda NU tidak pernah kendur, bahkan semangat dan keinginan tersebut semakin berkobar-kobar saja, hal ini terjadi karena kondisi sosial politik pada dasawasa 50-an sangat memungkinkan untuk lahirnya organisasi baru.
Banyak organisasi mahasiswa bermunculan di dalam naungan payung induknya. Misalkan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang dekat dengan Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (MASYUMI), SEMI dengan Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dengan Muhammadiyah. Wajar saja jika kemudian anak muda NU ingin mendirikan wadah tersendiri dan bernaung di bawah panji bintang Sembilan. Keinginan tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ullama (IMANU) pada 1955 yang diprakarsai oleh beberapa tokoh pimpinan pusat IPNU.
Namun IMANU tidak berumur panjang, dikarenakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menolak keberadaannya. Ini bisa kita pahami kenapa NU bertindak keras dalam menolak keberadaan IMANU, sebab waktu itu, IPNU baru saja lahir pada 24 Februari 1954. Apa jadinya jika organisasi yang baru lahir saja belum terurus sudah menangani yang lain?. Hal ini logis sekali. Jadi, keberatan NU bukan terletak pada prinsip berdirinya IMANU, tetapi lebih pada pertimbangan waktu, pembagian tugas dan efektifitas organisasi.
Oleh karenanya, sampai pada kongres IPNU ke-2 (awal 1957 di pekalongan) dan ke-3 (akhir 1958 di Cirebon) NU belum memandang perlu adanya wadah tersendiri bagi anak muda NU. Namun kecenderungan ini sudah mulai diantisipasi dalam bentuk kelonggaran menambah departemen baru dalam kestrukturan IPNU yang kemudian departemen tersebut dikenal dengan DepartemenPerguruanTinggiIPNU.
Dengan semangat membara, mereka membahas nama dan bentuk organisasi yang telah lama mereka idam-idamkan. Semangat untuk mendirikan organisasi bagi mahasiswa Nahdliyin semakin menguat pada konferensi besar IPNU pada tanggal 14-17 Maret 1960 di Kaliurang Yogyakarta. Pada konferensi ini lahir keputusan “Perlunya didirikan suatu organisasi mahasiswa secara khusus bagi mahasiswa Nahdliyin”. Untuk mempersiapkan suatu musyawarah pembentukan organisasi mahasiswa tersebut di bentuk panita yang terdiri dari 13 orang dengan batas waktu bekerja 1 bulan dengan rencana tempat pelaksanaan musyawarah di Surabaya. Ke 13  orang tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Cholid Mawardi (Jakarta)
2.      Said Budairy (Jakarta)
3.      M Sobich Ubaid (Jakarta)
4.      M Makmun Syukri BA (Bandung)
5.      Hilman (Bandung)
6.      H Ismail Makky (Yokyakarta)
7.      Munsif Nahrawi (Yokyakarta)
8.      Nuril Huda Suaidy (Surakarta)
9.      Laily Mansur  (Surakarta)
10.  Abd Wahab Jaulani (Semarang)
11.  Hisbullah Huda (Surabaya)
12.  M Cholid Narbuko (Malang)
13.  Ahmad Husain (Makassar)
Dan baru setelah konferensi Besar IPNU (14-16 Maret 1960 di Kaliurang), disepakati untuk mendirikan wadah tersendiri bagi mahasiswa NU, yang disambut dengan berkumpulnya tokoh-tokoh mahasiswa NU yang tergabung dalam IPNU, dalam sebuah musyawarah selama tiga hari (14-16 April 1960) di Taman Pendidikan Putri Khadijah (sekarang UNSURI Surabaya). Dengan semangat membara, mereka membahas nama dan bentuk organisasi yang telah lama mereka idam-idamkan.
Bertepatan dengan itu, Ketua Umum PBNU KH. Dr. Idam Kholid  memberikan lampu hijau. Bahkan memberi semangat pada mahasiswa NU agar mampu menjadi kader partai, menjadi mahasiswa yang mempunyai prinsip: Ilmu untuk diamalkan dan bukan ilmu untuk ilmu… maka, lahirlah organisasi Mahasiswa dibawah naungan NU  pada tanggal 17 April 1960 Masehi atau 21 Syawal 1379 Hijriyah. Kemudian organisasi itu diberi nama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Di samping latar belakang lahirnya PMII seperti di atas, sebenarnya pada waktu itu anak-anak NU yang ada di organisasi  lain seperti HMI merasa tidak puas atas pola gerak HMI. Menurut mereka (Mahasiswa NU), bahwa HMI sudah berpihak pada salah satu golongan yang kemudian ditengarai bahwa HMI adalah underbownya partai Masyumi, sehinggga wajar kalau mahasiswa NU di HMI juga mencari alternatif lain. Hal ini juga diungkap oleh Deliar Nur (1987), beliau mengatakan bahwa PMII merupakan cermin ketidakpuasan sebagian mahasiswa muslim terhadap HMI, yang dianggap bahwa HMI dekat dengan golongan modernis (Muhammadiyah) dan dalam urusan politik lebih dekat dengan Masyumi.
Dari paparan di atas bisa ditarik kesimpulan atau pokok-pokok pikiran dari makna dari kelahiran PMII:
  • Bahwa lahirnya PMII karena ketidakmampuan Departemen Perguruan Tinggi IPNU dalam menampung aspirasi anak muda NU yang ada di Perguruan Tinggi.
  • PMII lahir dari rekayasa politik sekelompok mahasiswa muslim (NU) untuk mengembangkan kelembagaan politik menjadi underbow NU dalam upaya merealisasikan aspirasi politiknya.
  • PMII lahir dalam rangka mengembangkan paham Ahlussunah Waljama’ah dikalangan mahasiswa.
  • Bahwa PMII lahir dari ketidakpuasan mahasiswa NU yang saat itu ada di HMI, karena HMI tidak lagi merepresentasikan paham mereka (Mahasiwsa NU) dan HMI ditengarai lebih dekat dengan partai MASYUMI.
  • Bahwa lahirnya PMII merupakan wujud kebebasan berpikir, artinya sebagai mahasiswa harus menyadari sikap menentukan kehendak sendiri atas dasar pilihan sikap dan idealisme yang dianutnya.
Dengan demikian ide dasar pendirian PMII adalah murni dari anak-anak muda NU sendiri. Bahwa kemudian harus bernaung dibawah panji NU itu bukan berarti sekedar pertimbangan praktis semata, misalnya karena kondisi pada saat itu yang memang nyaris menciptakan iklim dependensi sebagai suatu kemutlakan. Tapi lebih dari itu, keterikatan PMII kepada NU memang sudah terbentuk dan sengaja dibangun atas dasar kesamaan nilai, kultur, akidah, cita-cita dan bahkan pola berpikir, bertindak dan berperilaku.
Tetapi kemudian PMII harus mengakui dengan tetap berpegang teguh pada sikap dependensi, sehingga menumbuhkan berbagai pertimbangan menguntungkan atau tidak dalam bersikap dan berperilaku untuk sebuah kebebasan menentukan nasib sendiri.
Oleh karena itu haruslah diakau, bahwa peristiwa besar dalam sejarah PMII adalah ketika dipergunakannya istilah Independen dalam deklarasi Murnajati pada tanggal 14 Juli 1972 di Malang dalam Musyawarah Besar (MUBES) III PMII, seolah telah terjadi pembelahan diri anak ragil NU dari induknya.
Sejauh pertimbangan-pertimbangan yang terekam dalam dokumen historis, sikap independensi itu tidak lebih dari dari proses pendewasaan. PMII sebagai generasi muda bangsa yang ingin lebih eksis dimata masyarakat bangsanya. Ini terlihat jelas dari tiga butir pertimbangan yang melatar belakangi sikap independensi PMII tersebut.
Pertama, PMII melihat pembangunan dan pembaharuan mutlak memerlukan insan-insan Indonesia yang memiliki pribadi luhur, taqwa kepada Allah SWT, berilmu dan cakap serta tanggung jawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya. Kedua, PMII selaku generasi muda indonesia sadar akan perannya untuk ikut serta bertanggungjawab, bagi keberhasilan pembangunan yang dapat dinikmati secar merata oleh seluruh rakyat. Ketiga, bahwa perjuangan PMII yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan idealisme sesuai deklarasi tawangmangu, menuntut berkembangnya sifat-sifat kreatif, keterbukaan dalam sikap, dan pembinaan rasa tanggungjawab.
Berdasarkan pertimbangan itulah, PMII menyatakan diri sebagai organisasi Independen, tidak terikat dalam sikap maupun tindakan kepada siapapun, dan hanya komitmen terhadap perjuangan organisasi dan cita-cita perjuangan nasional yang berlandaskan Pancasila. (Naskah Deklarasi Murnajati).
Namun hal itu tidak menghilangkan PMII dari NU, pembenahan dan refleksi terus dilakukan oleh PMII yaitu pada “Apel Pondok Gede” dan “Deklarasi Interdependensi PMII-NU” pada 29 Oktober 1991. Hal itu di maksudkan sebagai klarifikasi PMII bahwasanya secara kultural tetap nyambung dengan NU.

Identitas dan Citra Diri PMII
Apa itu identitas PMII, seperti empat penggalan kata “PMII”, yaitu suatu wadah atau perkumpulan organisasi kemahasiswaan dengan label ‘Pergerakan’ yang Islam dan Indonesia yang mempunyai tujuan:
“Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.” (BAB IV, Pasal IV AD PMII). Menuju capaian ideal sebagai makhluk Tuhan, sebagai ummat yang sempurna, yang kamil, yaitu makhluk Ulul Albab (BAB IV, Pasal 5 AD PMII).
Kata “Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia” jika diudar lebih lanjut adalah sebagai berikut: 
  • Pergerakan bisa di definisikan sebagai ‘lalu lintas gerak’, gerak dalam pengertian fisika adalah perpindahan suatu titik ordinat A ke ordinat B. jadi ‘pergerakan’ melampaui ‘gerak’ itu sendiri, karena pergerakan berarti dinamis, gerak yang terus menerus ilustrasinya demikian, misalnya seorang Bryan Robson menendang bola mengarahkan ke Eric Cantona, itu berarti suatu gerakan bola dari Robson ke Eric (hanya itu saja). Bandingkan, Robson menendang bola ke Eric, lalu mengover ke Ronaldo, dengan trik cantik Ronaldo menendang bola persis dipojok atas gawang dan itu yang dinamakan pergerakan bola. Kesimpulannya adalah pergerakan meniscayakan dinamisasi, tidak boleh stagnan (berhenti beraktivitas) dan beku, beku dalam pengertian kaku, tidak kreatif dan inovatif, yaitu kepekaan dan kekritisan, dan kecerdesan.
Kenapa ‘pergerakan’ bukan ‘perhimpunan’?, jelas sekali bahwa kalau perhimpunan kapan bergerakanya? Artinya bahwa ‘pergerakan’ bukan hanya menerangkan suatu perkumpulan/organisasi tetapi juga menerangkan sifat, nilai dan karakter organisasi itu sendiri.
  • Mahasiswa adalah sebutan orang-orang yang sedang melakukan studi di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri; sebagai insan religius, sebagai insan akademik, sebagai insan sosial dan sebagai insan yang mandiri. Dengan predikat sebutan mahasiswa sebagai “wakil rakyat”, yaitu; pelopor perubahan, komunitas penekan terhadap kebijakan penguasa, dll.
  • Islam adalah agama yang dianutnya, yang dijadikan basis landasan sekaligus identitas bahwa rujukan PMII adalah kitab suci agama Islam, sunnah rasul dan para sahabat, yang itu terangkum dalam pemahaman jumhur, yaitu ahlusunnah waljamaah. Jadi Islam ala PMII adalah Islam yang mendasarkan diri pada aswaja dengan varian didalamnya sebagai landasan teologis (keyakinan keberagamaan).
  • Indonesia kenapa founding father PMII memasukkan kata “Indonesia” pada organisasi ini, tidak lain untuk menunjukkan sekaligus mengidealkan PMII sebagai organisasi kebangsaan, organisasi mahasiswa yang berpandangan nasionalis, punya tanggung jawab kebangsaan, kerakyatan dan kemanusiaan. Juga tidak tepat PMII hanya dipahami sebagai organisasi keagamaan semata. Jadi keislaman dan keindonesiaan sebagai landasan PMII yang seimbang. “Jika mencari organisasi mahasiswa yang nasionalis dan agamis, maka pilihan itu adalah PMII”.
Jadi PMII adalah pergerakan mahasiswa yang Islam dan yang Indonesia, yang mendasarkan pada agama Islam dan sejarah, cita-cita kemerdekaan dan laju perjalanan bangsa ini kedepan.
Islam-Indonesia (dua kata digabung) juga bisa dimaknai Islam yang bertransformasi ke ranah Nusantara/Indonesia, Islam Indonesia adalah islam lokal bukan islam Arab secara persis, tapi nilai universalitas Islam atau prinsip nilai Islam yang “bersinkretisme” dengan budaya nusantara menjadi Islam Indonesia. Ini adalah karakter Islam PMII yang sejalan dengan ajaran aswaja.
Kesimpulannya; identitas PMII adalah keislaman dan keindonesiaan (kebangsaan). Kata kuncinya; Pergerakan, Mahasiswa, Islam dan Indonesia.

Ideologi PMII
Pada paruh kedua abad kemarin dan gaungnya hingga hari ini (digarahi oleh kelompok intelektual “kiri” Eropa yang mendasari new-left movement yang terkenal itu, sebut saja; kelompok madhab franfurt, TW Adorno, jurgen Habermas bahwa perdebatan mengenai ideologi masih mempunyai ruang, terlebih mengenai ideologi menuai kritik dan evaluasi terhadapnya. Kritik itu seputar perannya sebagai  ‘wadah’ atau ‘tempat’ kebenaran atau bahkan sebagai ‘sumber’ kebenaran itu sendiri, disatu sisi dinilai sebagai pencarah ummat tetapi disisi lain sebagai alat hegemoni umat.
Ideologi memang dianggap sebagai landasan kebenaran yang paling fundamental (mendasar) sehingga tidak terlalu salah bila disebut sumber kebenaran sebagai ruh dari operasi praksis kehidupan. Tetapi dalam prosesnya, kemuliaan ideologi ada ketidakbebasan dari kepentingan prinsip pengadaan; sesuatu materi diciptakan/diadakan pasti punya maksud dan tujuan, ironisnya kepentingan yang pada awalnya untuk kebaikan sesama tanpa ada pengistimewaan/pengklasifikasian kemudian berubah menjadi milik segolongan tertentu. Akhirnya membuahkan hasilnya ideologi menjadi tameng kebenaran umat tertentu, digunakan untuk tujuan-tujuan yang tidak selayaknya, tujuan hanya kekuasaan misalnya. Maka dalam konteks ini ideologi mendapat serangan habis-habisan.
Tanpa bermaksud memutus perdebatan sosiologi pengetahuan seperti diatas, ideologi akan tetap memiliki ummat, ideologi masih memiliki pengikut tatkala ia masih rasional dan kontekstual tidak pilih kasih (diskriminatif) dan tidak menindas, sehingga layak dijadikan sumber kebenaran, ketika peran itu masih melekat niscaya ideologi masih diperlukan.
Dibawa dalam ranah PMII, ideologi PMII digali dari sumbernya yang pada sebelunya disebut sebagai identitas PMII yaitu keislaman dan keindonesiaan. Sublimasi antara dua unsur tersebut menjadi rumusan materi yang terkandung dalam Nialai Dasar Pergerakan (NDP) PMII, yang semacam qonun azasi di PMII atau itu tadi yang disebut ideologi. NDP yang berisi rumusan ketauhidan, pengyakinan kita terhadap Tuhan. Bentuk pengyakinan itu terletak dari pola relasi/hubungan antar komponen di alam ini, pola hubungan antara mikrokosmos dan makrokosmos, anatara Tuhan dan manusia, antara manusia dan sekelilingnya.
Jadi kasimpulan yang bisa diambil adalah:
1)      Ideologi masih relevan dijadikan sebagai rujukan kebenaran.
2)      Ideologi PMII terangkum (terwujud) dalam rumusan Nilai Daasar Pergerakan (NDP) yang merupakan sublimasi keislaman dan keindonesiaan.

Landasan Teologis dan Filosofis PMII
Landasan teologis dan filosofis PMII sebenarnya tergali dalam rumusan NDP dan turunannya kebawah, NDP sebagai landasan berpijak, berfikir dan motivasi dalam memperjuangkan cita-cita kemerdekaan yang meliputi:
·         Tauhid
·         Hablun min Allah
·         Hablun min al An-nas
·         Hablun min al-Alam
Sedangkan Aswaja sebagai Manhaj Al-fikr merupakan basis ideologi, sumber inspirasi dan langkah-langkah yang harus dilakukan Aswaja sendiri berisi prinsip-prinsip:
  • Toleran (tasamuh)
  • Moderat (tawassuth)
  • Seimbang (tawaazun)
  • Tegak lurus dalam menegakkan keadilan (ta’addul)

Dua landasan NDP dan Aswaja diatas, menjelaskan bahwasanya semua langkah/pijakan yang menuntun PMII dalam menjalankan segala aktifitasnya dan tidak luput dari garis besar nilai-nilai tersebut. Dalam landasan teologis manusia memiliki tanggung jawab jati diri sebagai manusia terhadap Tuhannya, yaitu “Abdullah  dan  kholifah fil ardi”, artinya tanggung jawab sebagai manusia mempunyai Abdullah (hamba Allah) adalah manusia mempunyai kewajiban kepada Allah untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Serta mengamalkan segala bentuk kebajikan dalam rangka mewujudkan keislaman, keimanan dan keihsanan yang hakiki.
Dalam nilai dasar pergerakan PMII, hal tersebut dijabarkan menjadi dua hal yakni Tauhid dan hablun min Allah.Tauhid menjadi sebuah keyakinan yang teguh dan murni yang ada dalam hati setiap muslim bahwa Allah-lah yang Maha Pencipta, Maha Pemelihara, Maha Mematikan kehidupan semesta dan Maha segalanya. Ia Esa, dan tidak terbilang dan tidak bersekutu. Hablun min Allah adalah sebuah bentuk interaksi kita secara ritual dan kemantapan hati kepada sang Kholik. Ritual ibadah kita kepada Allah kalau tanpa sebuah pemahaman ke-Tauhidan kepada Allah maka hal tersebut akan menjadi ketidaksempurnaan dalam beribadah.
Sedangkan yang kedua manusia mempunyai tanggung jawab sebagai “kholifah fil ardli” (manusia menjadi peminpin di muka bumi) dalam kehidupan sosial, kita mempunyai tanggung jawab bersama untuk menjaga segala bentuk ketentraman dan kenyaman di alam semesta ini. Dengan begitu manusia ikut menjalankan tanggung jawab dari sang kholik untuk memposisikan sebagai pemimpin diantara makhluk-makhluk lain yang diciptakan Allah SWT. selayaknya pemimpin harus memberikan tauladan, panutan atau contoh yang baik dan benar kepada rakyatnya, anggotanya, atau yang dipimpinnya. Dan kriteria pemimpin itu ada dalam diri kita masing-masing sebagai warga pergerakan.
Dalam nilai dasar pergerakan PMII hal ini dijabarkan pula menjadi dua yakni hablun min an-nas dan hablun min alam. Manusia dengan keistimewaannya yakni dengan memiliki akal, dengan hal ini manusia tidak bisa disamakan dengan makhluk lain utamanya dalam pemahaman suatu hal. Sehingga dapat memberikan penafsiran yang berbeda pada setiap individunya, dengan adanya prinsip pada NDP PMII dengan hablun min an-nas dapat mendorong sesama manusia untuk berinteraksi dalam aktivitas-aktivitas positif dalam menjunjung kesatuan, keharmunisan dan ketentraman. Dan hablun min al-alam, selain tuntutan berinteraksi dengan manusia, maka juga harus bisa berinteraksi, menjaga dan melestarikan hubungan dengan makhuk lainnya (tumbuhan, hewan dan alam). Maka tepat dalam hal ini masuk menjadi butir-butir NDP PMII.
Landasan Filosofi yang menjadi sifat dan sikap PMII dalam menangani suatu fenomena, “Aswaja” menjadi hal yang sangat elegan untuk diterapkan dalam kemajemukan ciptaan sang khalik. Maraknya perseteruan antara satu dengan yang lain, baik perorangan maupun kelompok menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial. Sebuah pemikiran dan sikap menghargai perbedaan serta tidak ada paksaan dalam berkehendak, nilai memberikan kita aturan bagaimana kita hidup sehari-hari khususnya dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Nilai tasamuh (toleran) inilah yang termaktub dalam nilai Aswaja.
Tawasuth (moderat) yang tidak berpihak tetapi harus memiiki prinsip pendirian yang kuat dilandasi oleh terapan sikap yang dilakukan oleh Abu Hasan al-Asyari dan Abu Mansyur al-Maturidi dengan mengkomparasikan pemikiran rasionalistik Mu’tazilah dengan Jabariyah yang cenderung fatalistik.
Tawazun (seimbang) merupakan pola pikir yang memiliki keseimbangan, relasi antara individu, struktur sosial, Negara dan Rakyat. Masing-masing harus memfungsikan sesuai dengan tugas dirinya sebagai bagian dari struktur sosial. Dalam ranah social, hal yang paling ditekankan adalah egalitarianisme (persamaan derajat) tidak ada perbedaan antara kelompok manusia. Yang membedakan hanya tingkat ketakwaannya. Tidak saling mengekploitasi, mendominasi, dan bahkan menindas. Kesenjangan relasi manusia antara kelas atas dan bawah, antara perempuan dan laki-laki.
Ta’adul (tegak lurus dalam menegakkan keadilan) ta’adul disini diartikan sebagai sebuah tindakan dan sikap yang dibingkai oleh nilai-nlai keadilan atas dasar akumulasi dari sikap tawasut, tasamuh, dan tawazun. Ta’adul juga mengandaikan usaha bersama seluruh komponen masyarakat demi terwujudnya struktur yang harmonis antar seluruh ummat manusia. Melalui integrasi dalam berfikir, bersikap, dan bertindak diranah lokus kehidupan baik secara ekonomi, politik, budaya dan antar kelompok beragama akan membentuk masyarakat madani yang sesuai dengan cita-cita global ummat islam.
PMII sebagai kontruksi besar juga menyadari bahwa ia tidaklah hadir dalam ruang hampa atau kosong. Namun, ia hadir dalam kemajemukan culture, sosiologis, dan bahkan antropologisnya.
Tanpa disadari nilai-nilai PMII (NDP dan Aswaja) menjadi faktor yang dibutuhkan ditengah-tengah kehidupan di Indonesia. Penempatan nilai-nilai tersebut harus teraktualisasi dalam upaya membangun aksi sosial yang peka terhadap lingkungan sekitar, serta bertanggung jawab setiap amanahnya.
Indonesia dalam kontek ini sebagai ruang implementasi dua pondasi tersebut, harus mampu menjadi brand inklusifitas  sebuah organisasi kemahasiswaan, utamanya dalam melihat dan mengakomodir kemajemukan bangsa ini. Keragaman suku, agama, ras dan budaya menjadi hal yang tidak bisa dihindari oleh setiap elemen bangsa ini, maraknya fenomena kerusuhan antar suku satu dengan yang lainnya dan lain-lain menjadi suatu kendala besar akan kemajuan bangsa ini, sehingga perlu sebuah pedoman nilai yang mampu mengkonstruk pola pikir manusia Indonesia agar tidak memiliki sifat eksklusif terhadap sesama. Sebuah kestuan dan persatuan salah satunya dalam konteks menjaga keutuhan NKRI adalah harapan dan cita-cita besar yang harus diperjuangkan kader PMII dan di transformasikan kepada rakyat Indonesia. Dengan sublimasi ini secara tidak langsung citra kader PMII dalam kaitannya mewujudkan tujuannya sudah tertuang dalam gerakan sosial yang telah dibangunnya, yakni sebagai agent of change, agent social and agent of control.
Akhirnya, antara NDP dan Aswaja sebagai dasar berpijak, berfikir dan sumber motivasi terjadi proses yang sistematis dan terintegrasi, maka akan muncul citra diri kader atau citra diri institusi yang ulul albab. Citra diri tidak hanya menampilkan diri secara personal sebagai manusia beriman yang normatif dan verbalis, melainkan juga sebagai believer kreatif dan membumi-konstektual. Citra diri personal ini secara langsung akan mewujudkan PMII secara kelembagaan sebagai entitas besar yang juga ulul albab.


Konsep Dasar Kaderisasi
Seperti yang dijelaskan dalam buku multi level strategy (MLS) PMII, bahwanya ada tiga konsep dasar kaderisasi dalam melewati masa-masa berproses didalam tubuh PMII, sehingga kita sebagai warga pergerakan tidak perlu mengkhawatirkan kegelisahan menjadi mahasiswa dan kader PMII.
Tiga konsep dasar kaderisasi ini adalah:
1.      Keimanan;
Keimanan disini menjadi salah satu dasar kaderisasi dikarenakan kader PMII harus berani dan tidak mau tunduk dihadapan segala bentuk kemapanan serta ancaman duniawi.
2.      Pengetahuan;
Pengetahuan ini menjadi pembekalan kader atas keadaan zaman dimana dia harus bergerak.
3.      Keterampilan;
Keterampilan merupakan bekal bagi kader PMII agar mampu survive sekaligus bergerak di zamannya.

Lambang PMII











Pencipta lambang PMII          : H. Said Budairi

Makna lambang PMII
1.      Bentuk:
a.       Perisai berarti ketahanan dan keampuhan mahasiswa islam terhadap berbagai tantangan dan pengaruh dari luar.
b.      Bintang adalah perlambang ketinggian dan semangat cita-cita yang selalu memancar.
c.       5 (lima) bintang sebelah atas melambangkan Rasulullah SAW dengan empat sahabat terkemuka (khulafaurrasyidin).
d.      4 (empat) bintang sebelah bawah menggambarkan empat mazhab yang berhaluan Ahlussunah Wal Jama’ah.
e.       9 (sembilan) bintang secara keseluruhan dapat berarti:
1)      Rasulullah dengan empat orang sahabatnya serta empat orang imam mazhab itu laksana bintang yang selalu bersinar cemerlang, mempunyai kedudukan yang tinggi dan penerang umat manusia.
2)      Sembilan bintang juga menggambarkan sembilan orang pemuka penyebar agama islam di Indonesia yang disebut dengan Wali Songo.

2.      Warna:
a.       Biru, sebagaimana tulisan PMII, berarti kedalaman ilmu pengetahuan yang harus dimiliki dan harus digali oleh warga pergerakan, biru juga menggambarkan lautan Indonesia dan merupakan kesatuan wawasan nusantara.
b.      Biru muda, sebagaimana dasar perisai sebelah bawah berarti ketinggian ilmu pengetahuan, budi pekerti dan taqwa.
c.       Kuning, sebagaimana perisai sebelah atas berarti identitas mahasiswa yang menjadi sifat dasar pergerakan, lambang kebesaran dan semangat yang selalu menyala serta penuh harapan menyongsong masa depan.
3.      Penggunaan:
a.       Lambang PMII digunakan pada papan nama, bendera, kop surat, stempel, badge, jaket, kartu tanda anggota, dan benda atau tempat lain yang tujuannya untuk menunjukkan identitas organisasi.
b.      Ukuran lambang PMII disesuaikan dengan wadah penggunaanya.

Citra Diri Mahluk Ulul Albab
Kader PMII dapat mewujudkan trilogi pergerakan;
·         Tri Motto: Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh.
·         Tri Khidmat: Taqwa, Intelektual dan Profesional.
·         Tri Komitmen: Kebenaran, Kejujuran dan Keadilan.








SENANDUNG PERGERAKAN
Indonesia Raya
Pencipta lagu: W.R. Supratman

Lirik Indonesia Raya
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya

Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Mars PMII
Pencipta Lagu : Sahabat Shaimoery WS.
Syair                : Sahabat H. Mahbub Djunaedi
Penggunaan     : Mars PMII dilantunkan pada pembukaan acara resmi organisasi, baik bersifat intern maupun ekstern atau umum. Mars PMII dilantunkan secara bersama-sama dengan berdiri tegak, khidmat dan penuh semangat.

Lirik Mars PMII
Inilah kami wahai Indonesia
Satu barisan dan satu cita
Pembela bangsa penegak agama
Tangan terkepal dan maju ke muka
Habislah sudah masa yang suram
Selesai sudah derita yang lama
Bangsa yang jaya Islam yang benar
Bangun tersentak dari bumiku subur
Denganmu PMII pergerakanku
Ilmu dan bakti kuberikan
Adil dan makmur kuperjuangkan
Untukmu satu tanah airku
Untukmu satu keyakinanku
Inilah kami wahai Indonesia
Satu angkatan dan satu jiwa
Putra bangsa bebas merdeka
Tangan terkepal dan maju ke muka

Hymne PMII

Bersemilah.. bersemilah ..
Tunas PMII
Tumbuh subur.. tumbuh subur..
Kader PMII
Masa depan di tanganmu
Untuk meneruskan perjuangan
Bersemilah.. bersemilah..
Kau harapan bangsa

PERJUANGAN PMII

Berjuanglah PMII berjuang
Marialah kita bina persatuan
Hancur leburkanlah angkara murka
Perkokohlah barisan kita .. SIAP ..
Sinar api islam kini menyala
Tekat bulat jihad kita membara .. 2x
Berjuanglah PMII berjuang
Menegakkan kalimat Tuhan


















Form Kendali Kaderisasi (FORKA)

Form Kendali Kaderisasi (FORKA) adalah aturan mengenai penyelenggaraan tertib kaderisasi dengan dikendalikan oleh buku lacak dan monitoring kompetensi anggota yang meliputi kompetensi berdasarkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan anggota.
Jangka waktu penyelenggaraan Form Kendali Kaderisasi adalah 6 Bulan dihitung sejak Form Kendali Kaderisasi diberikan. FORKA menjadi salah satu penunjang bagi anggota yang akan mengikuti jenjang kaderisasi lanjutan, yaitu PKD.

Kolom Kompetensi kognitif atau pengetahuan anggota:
No
Kompetensi
Waktu Penyetoran
Penilaian
TTD
1
Memahami sejarah PMII Nasional dan Lokal



2
Mengetahui seluruh tingkatan struktur kepengurusan PMII



3
Memahami dan Hafal Tujuan PMII (AD bab 4, Pasal 4)



4
Memahami Filosofi Lambang PMII



5
Memahami Arti, Kedudukan dan Fungsi NDP



6
Memahami Sejarah dan Konsepsi Islam ASWAJA



7
Memahami sejarah gerakan mahasiswa serta tanggung jawab sosial mahasiswa



8
Memahami sejarah negara bangsa Indonesia



9
Mengetahui antropologi kampus masing-masing



10
Hafal lagu Indonesia raya, Mars PMII dan Hymne PMII



11
Memahami dan Hafal Pancasila



12
Hafal Al-Qur’an minimal 10 surah-surah pendek




Kompetensi afektif atau sikap dan psikomotor atau ketrampilan anggota:
No
Kompetensi
Waktu Penyetoran
Penilaian
TTD
1
Pernah Mengikuti kegiatan PMII minimal lima kali



2
Pernah mengikuti Minimal 2 Kegiatan Kepanitiaan di PMII



3
Pernah mengunjungi minimal 2 komisariat atau rayon lain di lingkup PMII kota malang



4
Pernah mengikuti kegiatan di organisasi intra kampus



5
Mampu menghatamkan minimal dua buku yang berkaitan langsung dan serumpun dengan bidang keilmuannya



6
Mampu melakukan penguasaan di kelasnya masing-masing



7
Mampu merekrut calon anggota baru




Muatan Lokal:
Muatan lokal adalah kompetensi yang ditentukan pengurus komisariat dan atau rayon yang bermuatan kajian fakultatif ataupun ketrampilan khusus sesuai dengan latar belakang bidang keilmuan anggota.
No
Kompetensi
Waktu Penyetoran
Penilaian
TTD
1




2




3




4




5




6




7




8




9




10













STRUKTUR PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
REVOLUSI
KOMISARIAT COUNTRY UNITRI MALANG
MASA KHIDMAT 2015-2016

BADAN PENGURUS HARIAN :

Ketua                          : Rifqan Achmad Zarnoeji
WakilKetua               : Lutfi Taufani
Sekretaris                   : Ach Sanusi
WakilSekertaris         : Wardah
Bendahara                 : Nurul Mahmudah
Wakil Bendahara      : Hanifase
BIRO-BIRO
Biro Pengkaderan
Koordinator   : Agus Salim Purnomo
Anggota          : Erfandi
                        : Awi
                        : Syahreni
                        : St Romlah
                        : Reyadi
                        : Maisaroh Fitri Utami
                        : Hamzan
                        : WildanEkaPrastya
                        : Anjar Diana Lestari
                        : Abd Mujib

Biro Pendidikan dan Profesi Ekonomi
Koordinator   : Ari Mahfud
Anggota          :Ahmadi
: Tolak Edi
: Edi Susanto
: UswatunKhasanah
: IsmiNuriVinaMawada
: Abd Basith
: VinaHeruniaWijayanti
: Ina Devi Wediyanti
: AgusSetiawan
: Rizkiyana

Biro Keagamaan
Koordinator   : Salamet
Anggota          : Moh. Subaidi
                        : Abu Rakso
                        : Azizin
                        : Ali Mansur
                        : Moh. Yasir
                        : WasiyaturRohman
                        : Ahmad Hambali
                        : Khairul Anam
                        : Ida Laila
                        : Ismanto

BiroGerakan Sosial
Koordinator   : Moh Mahfud Junaidi
                        : Moh. Hosiyanto
                        : NurHolis R.
                        : TikaElok Indah Kumala Sari
                        : Jailani
                        : Sutrisno
                        : Tri AndiySusilo
                        : Ahmad Kifli
                        : Maya Anggraini
                        : Desi Pita Sari
                        : Saedi

Biro Minat dan Bakat
Koordinator   : Muhammad Ramdhani
Anggota          : JokieSoprayogo
                        : Safari Ramdan
                        : Anshori
                        : Dirman Hadi
                        : Wasil Masduki
                        : Haryono Isman
                        : Rudiyanto
                        : SyaifulArifin
                        : Ike DewiAndini
                        : Zakaria








Biodata Anggota dan Catatan

Biodata anggota
Nama                           : ...........................................................................................................................................................................
Tetala                          : ...........................................................................................................................................................................
Fakultas / Jurusan        : ...........................................................................................................................................................................
Alamat Asal                : ...........................................................................................................................................................................
Alamat Di Malang      : ...........................................................................................................................................................................
Email                           : ...........................................................................................................................................................................
No. HP                        : ...........................................................................................................................................................................
Motto                          : ...........................................................................................................................................................................
Cita-cita                      : ...........................................................................................................................................................................
Kesan                          : ...........................................................................................................................................................................
Pesan                           : ...........................................................................................................................................................................
Harapan di PMII         : ...........................................................................................................................................................................


Catatan:




0 komentar:

Posting Komentar