Tuhan, Aku ingin bercerita. Di PMII, khususnya di Rayon Revolusi.
selain hamba seorang kader PMII, hamba juga Abdi dalem, Pelayan di PMII Rayon
Revolusi. Banyak hal baru yang hamba peroleh. Dari wacana paling kanan sampai
paling kiri, Berdialektika dengan para sahabat dari warung kopi satu ke warung
kopi lainya, Menulis untuk eksistensi dan keabadian, Berpolitik untuk menjaga
tradisi status-Quo, ber-Orasi dan belajar mengorganisir gerakan parlemen
jalanan, hingga belajar gerakan perlawanan kepada setiap belenggu birokrasi
kampus sampai pemerintahan.
Tuhan, kini Rayon
Revolusi telah berusia 8 tahun. Betapa pada usia itu banyak hal yang terus
menjadi keresahan hamba. Entah-lah apa karena engkau menberi kami Ujian sebelum kami menjadi lebih besar.
Ya, seperti kehidupan pada umumnya. Di Rayon Revolusi juga hamba lihat beragam
bentuk manusia dan karakternya masing-masing. Dari yang benar-benar tulus
mengabdi hingga yang sekedar ingin populer menjadi pimpinan, dan ada juga mencari
hidup dengan menjual eksistensi dan organisasi.
Tuhan, Hamba
sangat bangga kepada Rayon Revolusi, karena disana wanita begitu di muliakan.
Dengan adanya naungan tersendiri bernama KOPRI. Mulai ada desas-desus gender,
kesetaraan, keadilan kita bicarakan secara fasih. Namun masih terlalu banyak
hati yang terluka karena Romantisme.
Tuhan,
dedikasi hamba di Rayon Revolusi tidak seperti sahabat-sahabatku yang SUPER
dalam gerakan Arus Perlawanan terhadap Sistem. Hamba memilih jalan kesunyian
lewat setiap tulisan. Hamba sangat terinspirasi dengan Mahbub Djunaidi Allahu yarham, beliau seorang Kyai,
Politisi namun juga penulis yang lihai nan cerdas. Hanya hal ini yang selalu
saya usahakan istiqomah meski tulisan hamba tidak sebagus tulisan Mahbub. Hingga
kini hamba menjadi Pengangguran Struktural pasca menjadi Pengurus Rayon selama
2 Periode, tapi meski demikian, hamba tetap mengabdikan diri dan tetap sebagai abdi dalem Rayon Revolusi dimanapun
berada. Terimakasih Rayon Revolusi telah mengajarkan arti sebuah persahabatan, mengajarkan
bagaimana saya harus bertanggung jawab dan mengajarkan bagaimana saya harus
ikhlas dan sabar, sekali lagi Terimakasih banyak telah mengajarkan saya begitu
banyak hal penting dalam hidup ini.
Ya Allah, Tanpa hamba ceritakan, Engkaulah Maha Segalanya, maka hamba
yakin, Engkau Maha Mengetahui. Refleksi sederhana ber-PMII di Rayon Revolusi
ini saya persembahkan untuk Hari Lahir Rayon Revolusi ke-8. Tiada hal yang
istimewa, karena secara nyatanya Sandang kader PMII sekalipun gelarnya, Mu’taqid
– Mujahid – Mujtahid sangatlah tidak pantas untuk hamba. Karena sangat hamba
sadari, hamba hanyalah Abdi dalem dan Pelayan
di PMII. Di usia Rayon Revolusi yang ke-8 ini hamba hanya ingin berbagi kisah
sederhana ini betapa secara sadar dan insyaf hamba berterima kasih
sebanyak-banyaknya atas ilmu yang tak bermuara dan pengalaman yang tiada harga.
Kepada segenap
Alumni PMII Komisariat Country Unitri Malang yang telah mendirikan Rayon
Revolusi 16 Juni 2008 silam, Rayon yang kalian dirikan dulu kini tumbuh besar.
Berduyun-duyun banyak di lirik oleh kalangan mahasiswa-mahasiswi, Semoga memberi
amal jariyah. Untuk para kader hebat yang pernah menjadi pemimpin besar di
Kampus, dan kini tumbuhlah generasi pemimpin berikutnya yang sangat di
perhitungkan oleh kalangan lain. Sahabat,
Semoga jabatan tidak melunturkan idealisme kalian. Dan untuk diri saya pribadi,
kapan mulai berbenah diri untuk selalu menjadi kader yang baik dan benar.
Sekalipun tidak ada kebenaran yang absolute, kebenaran
selalu akan tetap diusahakan.
Tuhan,
setelah hamba bercerita banyak kepada-Mu,
Engkau yang Maha Mengetahui. Hamba
bertanya. Ya Tuhan, APAKAH hamba PMII.
???
"Dirgahayu PMII Rayon Revolusi ke-8, semoga
bayang-bayang perpecahan dan egosentrisme tidak meruntuhkanmu".(Pion)
*ditulis oleh salah satu Pelayan Rayon Revolusi
0 komentar:
Posting Komentar