Kamis, 16 Juni 2016

Surat kecil untuk Tuhan, Harlah ke-8 Rayon Revolusi



Bila Gus Mus dalam puisi Islamnya menanyakan kepantasanya sebagai seorang Muslim. Pada tulisan refleksi ini saya ingin menanyakan ke PMII-an saya sendiri. Awal ketertarikan saya terhadap PMII di kampus tidak lebih karena background pendidikan saya sebelumnya. Sampai hari ini setelah menjadi (mantan) Ketua Rayon Revolusi, saya masih bertanya-tanya tentang idealitas seorang insan pergerakan. Karena secara substansi ber-PMII tidak hanya sekedar baiat Mapaba, PKD, PKL namun ada tanggung jawab yang besar di balik sandang kader PMII baik secara ideologis maupun prakteknya.

Tuhan, Aku ingin bercerita. Di PMII, khususnya di Rayon Revolusi. selain hamba seorang kader PMII, hamba juga Abdi dalem, Pelayan di PMII Rayon Revolusi. Banyak hal baru yang hamba peroleh. Dari wacana paling kanan sampai paling kiri, Berdialektika dengan para sahabat dari warung kopi satu ke warung kopi lainya, Menulis untuk eksistensi dan keabadian, Berpolitik untuk menjaga tradisi status-Quo, ber-Orasi dan belajar mengorganisir gerakan parlemen jalanan, hingga belajar gerakan perlawanan kepada setiap belenggu birokrasi kampus sampai pemerintahan.

Tuhan, kini Rayon Revolusi telah berusia 8 tahun. Betapa pada usia itu banyak hal yang terus menjadi keresahan hamba. Entah-lah apa karena engkau menberi kami Ujian sebelum kami menjadi lebih besar. Ya, seperti kehidupan pada umumnya. Di Rayon Revolusi juga hamba lihat beragam bentuk manusia dan karakternya masing-masing. Dari yang benar-benar tulus mengabdi hingga yang sekedar ingin populer menjadi pimpinan, dan ada juga mencari hidup dengan menjual eksistensi dan organisasi.

Tuhan, Hamba sangat bangga kepada Rayon Revolusi, karena disana wanita begitu di muliakan. Dengan adanya naungan tersendiri bernama KOPRI. Mulai ada desas-desus gender, kesetaraan, keadilan kita bicarakan secara fasih. Namun masih terlalu banyak hati yang terluka karena Romantisme.

Tuhan, dedikasi hamba di Rayon Revolusi tidak seperti sahabat-sahabatku yang SUPER dalam gerakan Arus Perlawanan terhadap Sistem. Hamba memilih jalan kesunyian lewat setiap tulisan. Hamba sangat terinspirasi dengan Mahbub Djunaidi Allahu yarham, beliau seorang Kyai, Politisi namun juga penulis yang lihai nan cerdas. Hanya hal ini yang selalu saya usahakan istiqomah meski tulisan hamba tidak sebagus tulisan Mahbub. Hingga kini hamba menjadi Pengangguran Struktural pasca menjadi Pengurus Rayon selama 2 Periode, tapi meski demikian, hamba tetap mengabdikan diri dan tetap sebagai abdi dalem Rayon Revolusi dimanapun berada. Terimakasih Rayon Revolusi telah mengajarkan arti sebuah persahabatan, mengajarkan bagaimana saya harus bertanggung jawab dan mengajarkan bagaimana saya harus ikhlas dan sabar, sekali lagi Terimakasih banyak telah mengajarkan saya begitu banyak hal penting dalam hidup ini.

Ya Allah, Tanpa hamba ceritakan, Engkaulah Maha Segalanya, maka hamba yakin, Engkau Maha Mengetahui. Refleksi sederhana ber-PMII di Rayon Revolusi ini saya persembahkan untuk Hari Lahir Rayon Revolusi ke-8. Tiada hal yang istimewa, karena secara nyatanya Sandang kader PMII sekalipun gelarnya, Mu’taqid – Mujahid – Mujtahid sangatlah tidak pantas untuk hamba. Karena sangat hamba sadari, hamba hanyalah Abdi dalem dan Pelayan di PMII. Di usia Rayon Revolusi yang ke-8 ini hamba hanya ingin berbagi kisah sederhana ini betapa secara sadar dan insyaf hamba berterima kasih sebanyak-banyaknya atas ilmu yang tak bermuara dan pengalaman yang tiada harga.

Kepada segenap Alumni PMII Komisariat Country Unitri Malang yang telah mendirikan Rayon Revolusi 16 Juni 2008 silam, Rayon yang kalian dirikan dulu kini tumbuh besar. Berduyun-duyun banyak di lirik oleh kalangan mahasiswa-mahasiswi, Semoga memberi amal jariyah. Untuk para kader hebat yang pernah menjadi pemimpin besar di Kampus, dan kini tumbuhlah generasi pemimpin berikutnya yang sangat di perhitungkan oleh kalangan lain. Sahabat, Semoga jabatan tidak melunturkan idealisme kalian. Dan untuk diri saya pribadi, kapan mulai berbenah diri untuk selalu menjadi kader yang baik dan benar. Sekalipun tidak ada kebenaran yang absolute, kebenaran selalu akan tetap diusahakan.

Tuhan, setelah hamba  bercerita banyak kepada-Mu, Engkau yang Maha Mengetahui. Hamba bertanya. Ya Tuhan, APAKAH hamba PMII. ???

"Dirgahayu PMII Rayon Revolusi ke-8, semoga bayang-bayang perpecahan dan egosentrisme tidak meruntuhkanmu".(Pion)

*ditulis oleh salah satu Pelayan Rayon Revolusi

0 komentar:

Posting Komentar