Selasa, 14 Juni 2016

SUS, AKU PADA(MU)



Sus, haruskah penghambaan ini ku beri nama.
Layaknya Negara dengan seribu selogan yang tak mampu berbuat apa-apa.
Kesaktian PMII, Rayon Revolusi yang kini hampir memasuki usia ke-8.
Hujan air mata dari anak-anakmu
Khawatir menjadi KADO

Entahlah, Sussss…

Lantas, apalah arti dari Trilogi PMII jikalau tak mampu merubah hal yang paling mendasar dari kita sebagai anak ideologis..??

Sus, Aku kepadamu.
Adalah langkah-langkah pengabdian tanpa selogan.
Namun itu nyata sebagai bentuk pengorbanan.

Sus, Realitas masa kini perlu kita terjemahkan ulang, lalu kita bumbui dengan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman.
Sama hal cinta yang kini makin bermetamorfosa dari ungkapan menjadi sebuah pelukan.

Entah siapa yang tau.!!! Tapi itu tidak penting.
Yang penting “Aku padamu”

Dulu ketika di pesantren, Guruku berkata “Baca syahadat beribu-ribu kali tanpa sholat tentu kemuslimannya tak sampai di hati”.

Sering ku dengar “Demi kemaslahatan”
Namun, aku meragukan selogan itu.

Jika yang terjadi perpecahan bukan semangat kebersamaan.
Mungkin hanya untuk menutupi setiap hal yang tak di inginkan dan keliatan jikalau itu kepentingan.

Semoga kekhawatiran yang sering membayangiku akhir-akhir ini tidak menjadi nyata.
Dan tak ada lagi tangisan dari anak-anakmu.

Sus, AKU PADAMU..


Malang, 15 Juni 2016
penulis bernama "PION CATUR"

*Setidaknya menjadi refleksi bersama di usia ke-8 PMII Rayon Revolusi.

0 komentar:

Posting Komentar