Rabu, 15 Juni 2016

Kilas Balik Delapan Tahun Revolusi Berdiri Dibawah Naungan Bendera PMII Country



Oleh:Acunk

            Begitu cepat berlalu waktuku bersenggama dengan pahit manisnya berproses, getar getirnya mengabdikan diri pada sang panji biru kuning berbintang sembilan dalam lambang perisai yang selama ini telah memberikan banyak pelajaran dan pengalaman bagi kader-kader yang berproses disana. Begitu banyak kader terlahir darimu, setiap tahunnya engkau menjaring jutaan anggota di seluruh bumi nusantara yang ingin belajar dan mengabdi disana demi untuk melanjudkan perjuangan pendahulu-pendahulunya yang setiap tahun pula menyebut dirinya telah selesai berbroses “demisioner” katanya.
            Tidak perlu dihiraukan dan diambil pusing tentang hal itu, karena memang hidup ini sesuai kodratnya ada yang datang juga ada yang harus pergi. Lambat laun hal itu menjadi suatu tradisi yang memang tidaklah untuk dipungkiri bahwa itu kenapa harus terjadi. Dari tahun ke tahun sejak lahirnya engkau di atas bumi pergerakan ini, tidaklah sedikit kader yang telah engkau lahirkan dari rahimmu wahai revolusiku. Berbagaimacam kader telah lahir dan berbagaimacam karakter, pola pikir dan kebiasaan pula yang terbentuk darinya.
            Sejak aku menginjakkan kaki disini pada awalnya aku tidak tahu engkau siapa dan apa hubungannya dengan aku, sedangkan aku hanyalah pengagum pada sisi luar yang engkau tampakkan semata. Berlangsung begitu lama aku denganmu hingga akhirnya kita saling kenal satu sama lain yang membuatku berfikir “ooh, ternyata engkau adalah tempatku berproses dan perlu aku perjuangkan agar namamu tetap menjadi yang terbaik diantara yang baik”. Darisanalah aku mulai belajar tentang berbagai banyak hal yang ada pada dirimu wahai revolusiku, ternyata ratusan kader yang telah engkau lahirkan sekarang sudah ada sebagian kecil dari sebagian besar itu menjadi orang-orang penting dibidangnya yang sampai detik ini masih saja mencintaimu.
            Seperti apa yang telah sang proklamator ucapkan Ir.Soekarno dalam orasinya “jas merah” jangan pernah sekali-kali melupakan sejarah. Dari sanalah mungkin telah banyak yang tahu betapa pentingnya engkau dimata mereka. Itu bukan maksud untuk mentuhankannya tapi karena engkaulah Tuhan mempertemukan aku, kalian dan mereka sampai menjadi seperti sekarang ini begitu mengenalmu. Banyak harapan-harapan yang masih belum terjamah dari anakmu untuk memberikan yang terbaik padamu, mungkin ini karena hidupku dan perkembanganmu tidaklah selamanya berada dalam satu rel kehidupan yang kekal.
            Harapan itu kini aku pasrahkan kepada penerus-penerus perjuangan yang mencoba mengagrabkan dirinya agar selalu bersamamu dalam segala hal yang akan terjadi dikemudian hari hingga harapan besar yang telah bertahun-tahun di inginkan tercapai, kini engkau semakin dewasa dengan bertambahnya usiamu maka engkau tentunya akan memberikan yang terbaik kepada anak-anakmu yang masih setia menjadikan engkau tempat terbaik dalam berproses, tempat terindah dalam menjalin persahabat, dan tempat terhangat dalam bertukar keilmuan “kaum intelek” katanya orang-orang penyair.
            Akhirnya ku mengenalmu saat hati ini mulai merindu, akhirnya ku mengagumimu saat jiwa ini telah meraju, dan ku berharap engkaulah jawaban dari segala risauan hatiku “REVOLUSI” itu mungkin potongan lagu naff dan sekaligus aku persembahkan untukmu Rayonku serta mudah-mudahan menjadikan pelipurlara sahabat-sahabati yang sampai saat ini masih peduli kepada Rayon. Tetap semangat sahabat-sahabatiku untuk menjadikan Rayon ke arah yang lebih baik di bawah komando Sahabat Agus Salim Purnomo (Ketua Rayon Terpilih). Dan selamat berHARLAH RAYON REVOLUSI ku yang Ke-VIII.

Penulis, Ketua Rayon Revolusi Masa Khidmat VI...

0 komentar:

Posting Komentar