Oleh:Acunk
Begitu cepat berlalu waktuku bersenggama dengan pahit
manisnya berproses, getar getirnya mengabdikan diri pada sang panji biru kuning
berbintang sembilan dalam lambang perisai yang selama ini telah memberikan
banyak pelajaran dan pengalaman bagi kader-kader yang berproses disana. Begitu
banyak kader terlahir darimu, setiap tahunnya engkau menjaring jutaan anggota
di seluruh bumi nusantara yang ingin belajar dan mengabdi disana demi untuk
melanjudkan perjuangan pendahulu-pendahulunya yang setiap tahun pula menyebut
dirinya telah selesai berbroses “demisioner” katanya.
Tidak perlu dihiraukan dan diambil pusing tentang hal
itu, karena memang hidup ini sesuai kodratnya ada yang datang juga ada yang
harus pergi. Lambat laun hal itu menjadi suatu tradisi yang memang tidaklah
untuk dipungkiri bahwa itu kenapa harus terjadi. Dari tahun ke tahun sejak
lahirnya engkau di atas bumi pergerakan ini, tidaklah sedikit kader yang telah
engkau lahirkan dari rahimmu wahai revolusiku. Berbagaimacam kader telah lahir
dan berbagaimacam karakter, pola pikir dan kebiasaan pula yang terbentuk
darinya.
Sejak aku menginjakkan kaki disini pada awalnya aku tidak
tahu engkau siapa dan apa hubungannya dengan aku, sedangkan aku hanyalah
pengagum pada sisi luar yang engkau tampakkan semata. Berlangsung begitu lama
aku denganmu hingga akhirnya kita saling kenal satu sama lain yang membuatku
berfikir “ooh, ternyata engkau adalah tempatku berproses dan perlu aku
perjuangkan agar namamu tetap menjadi yang terbaik diantara yang baik”.
Darisanalah aku mulai belajar tentang berbagai banyak hal yang ada pada dirimu
wahai revolusiku, ternyata ratusan kader yang telah engkau lahirkan sekarang
sudah ada sebagian kecil dari sebagian besar itu menjadi orang-orang penting
dibidangnya yang sampai detik ini masih saja mencintaimu.
Seperti apa yang telah sang proklamator ucapkan Ir.Soekarno
dalam orasinya “jas merah” jangan
pernah sekali-kali melupakan sejarah. Dari sanalah mungkin telah banyak yang
tahu betapa pentingnya engkau dimata mereka. Itu bukan maksud untuk
mentuhankannya tapi karena engkaulah Tuhan mempertemukan aku, kalian dan mereka
sampai menjadi seperti sekarang ini begitu mengenalmu. Banyak harapan-harapan
yang masih belum terjamah dari anakmu untuk memberikan yang terbaik padamu,
mungkin ini karena hidupku dan perkembanganmu tidaklah selamanya berada dalam
satu rel kehidupan yang kekal.
Harapan itu kini aku pasrahkan kepada penerus-penerus
perjuangan yang mencoba mengagrabkan dirinya agar selalu bersamamu dalam segala
hal yang akan terjadi dikemudian hari hingga harapan besar yang telah
bertahun-tahun di inginkan tercapai, kini engkau semakin dewasa dengan
bertambahnya usiamu maka engkau tentunya akan memberikan yang terbaik kepada
anak-anakmu yang masih setia menjadikan engkau tempat terbaik dalam berproses, tempat
terindah dalam menjalin persahabat, dan tempat terhangat dalam bertukar
keilmuan “kaum intelek” katanya orang-orang penyair.
Akhirnya ku mengenalmu saat hati ini mulai merindu,
akhirnya ku mengagumimu saat jiwa ini telah meraju, dan ku berharap engkaulah
jawaban dari segala risauan hatiku “REVOLUSI” itu mungkin potongan lagu naff
dan sekaligus aku persembahkan untukmu Rayonku serta mudah-mudahan menjadikan
pelipurlara sahabat-sahabati yang sampai saat ini masih peduli kepada Rayon.
Tetap semangat sahabat-sahabatiku untuk menjadikan Rayon ke arah yang lebih
baik di bawah komando Sahabat Agus Salim Purnomo (Ketua Rayon Terpilih). Dan
selamat berHARLAH RAYON REVOLUSI ku yang Ke-VIII.
Penulis, Ketua Rayon
Revolusi Masa Khidmat VI...
0 komentar:
Posting Komentar